1.
Puisi Naratif
Puisi naratif adalah
puisi yang menceritakan atau menjelaskan sesuatu berupa rangkaian peristiwa
tertentu yang menjalin suatu cerita. Sesuai dengan namanya puisi naratif
disampaikan dengan gaya bercerita.
Yang termasuk dalam puisi naratif adalah epik,
romansa, balada dan syair. Epik merupakan puisi yang bersifat menjelaskan dan
menceritakan sesuatu. Romansa yaitu puisi yang berisi percintaan yang romantis
yang penuh dengan luapan perasaan. Kemudian balada adalah puisi tentang
kepahlawanan seseorang. Dan syair merupakan puisi dalam bentuk terikat yang
mengandung arti atau maksud penyair.
2. Puisi Metafora
Puisi metafora adalah
puisi yang mengandung gaya bahasa
metafora. Gaya bahasa metafora membuat perbandingan antara dua hal secara
langsung dalam bentuk singkat seperti: cindera mata, bunga bangsa, buah hati, kembang
desa, dan lain-lain. Metafora sebagai perbandingan langsung menghubungkan pokok
pertama dengan pokok kedua. Proses terjadinya sama dengan simile tetapi
secara berangsur-angsur keterangan mengenai persamaan dan pokok pertama
dihilangkan, misalnya:
- Tingkah
laku gadis itu menjadi buah mulut orang sekampung.
- Pemuda
adalah bunga bangsa.
- Tutur
katanya mendinginkan hati.
Metafora adalah kiasan
yang menyatakan sesuatu sebagai hal yang sebanding dengan hal lain, yang
sesungguhnya tidak sama (Altenbernd & Lewis, 1969). Dalam sebuah metafora
terdapat dua unsur, yaitu perbandingan (vehiche) dan yang dibandingkan (tenor).
Dalam hubungannya dengan kedua unsur tersebut, maka terdapat dua jenis
metafora, yaitu metafora eksplisit dan metafora implicit. Disebut metafora
ekspisit apabila unsure perbandingan dan yang dibandingkan disebutkan, misalnya
cinta adalah bahaya yang lekas jadi pudar.
Cinta sebagai hal yang dibandingkan
dan bahaya yang lekas jadi pudar
sebagai pembandingnya. Disebut metafora implicit, apabila hanya memiliki unsure
pembanding saja, misalnya sambal tomat
pada mata, untuk mengatakan mata yang merah, sebagai hal yang dibandingkan.
Metafora tampak pada contoh puisi
berikut:
Perjalanan
ini
Menyusuri langsai-langsai kehidupan
Menyusuri luka demi luka
Menyusuri gigiran abad
padang-padang lengang
Menyusuri matahari
Dari laut abadi dahsyat sunyi
…
(Korrie Lyun Rampan, “Perjalanan,” Suara
Kesunyian, 1981).
Dalam puisi tersebut, perjalanan hidup manusia disamakan dengan menyusuri langsai kehidupan, luka, padang lenggang, matahari, juga lautan yang sunyi.
3.
Puisi Simile
Simile
(perumpamaan) merupakan kiasan yang menyamakan satu hal dengan hal lain yang
menggunakan kata-kata pembanding seperti bagai, seperti, laksana, semisal,
seumpama, sepantun, atau kata-kata pembanding lainnya.
Contoh puisi simile
adalah:
Waktu seperti burung tanpa hinggapan
melewati hari-hari rubuh tanpa ratapan
sayap-sayap mu'jizat terkebar dengan cekatan
Waktu seperti butir-butir air
dengan nyanyi dan tangis angin silir
berpejam mata dan pelesir tanpa akhir.
("Waktu", W.S Rendra, "Empat Kumpulan Sajak", Pustaka Jaya: Jakarta, Cet.8, 2003)
melewati hari-hari rubuh tanpa ratapan
sayap-sayap mu'jizat terkebar dengan cekatan
Waktu seperti butir-butir air
dengan nyanyi dan tangis angin silir
berpejam mata dan pelesir tanpa akhir.
("Waktu", W.S Rendra, "Empat Kumpulan Sajak", Pustaka Jaya: Jakarta, Cet.8, 2003)
Dalam
puisi tersebut W.S. Rendra meumpamakan “waktu” seperti burung tanpa hinggapan
dan butir_butir air yang berjalan tanpa akhir.
4.
Puisi Personifikasi
Puisi
personifikasi berarti adalah puisi yang mengandung majas personifikasi. Majas
personifikasi merupakan salah satu bagian dari majas perbandingan. Pada majas
personifikasi akan selalu mememberikan atau melekatkan sifat - sifat manusia
atau mahluk hidup yang lain kepada benda - benda mati sehingga seolah - olah
benda mati tersebut mempunyai sifat seperti layaknya mahluk hidup. Penggunaan
majas personifikasi dapat memberikan kejelasan serta memberikan bayangan angan
atau pencitraan yang konkret. Dengan memberikan 'nyawa' pada sebuah benda, diharapkan benda tersebut bisa mewakili apa yang ingin disampaikan pada
majas personifikasi ini.
Contoh :
- Hujan itu menari-nari diatas genting
- Tanaman padi disawah melambai-lambai tertiup angin
- Kereta api tua itu meraung-raung ditengah kesunyian malam
- Bola itu berlari kencang menuju gawang lawan
- Di tangan seorang pujangga, pena pun bisa menari dengan indahnya menciptakan rangkaian kalimat peneduh jiwa
- Ujung pohon pun terlihat meliuk menari tiada henti terkena tiupan angin kencang
Dari semua
contoh majas personifikasi diatas, kita bisa melihat bagaimana sebuah benda
mati menjadi terlihat / dirasakan memiliki nyawa layaknya sebuha mahluk hidup
sehingga semakin memperkuat rasa dari benda itu sendiri. Tidak heran bila para
pujangga / penyair banyak menggunakan majas personifikasi ini dan memasukkannya
ke dalam kalimat - kalimat sastra mereka sehingga lebih hidup.
Contoh puisi yang mengandung
majas personifikasi adalah sebagai berikut:
Jalan Kartini
…barangkali dalam lelap larut malam
bulan
masuk kamar lewat jendela kaca
menyelip
di sela waktu tidurku
sedang subuh masih lama tiba
Bait yang mengandung majas personifikasi adalah bulan masuk kamar lewat jendela kaca.
Makasih informasinya ;)) bermanfaat skalee :v
BalasHapusiya, sama"
BalasHapus