Minggu, 30 Desember 2012

T.U.L.I.S.A.N


 Jika ad yang meminta membuatkan puisi bertema “sahabat”, maka hanya akan ku serahkan selembar kertas kosong. 


Aku terdiam, mataku mulai berair, dan tak akan ku biarkan buliran air itu mencari celah tuk keluar..

Ada yang mengatakan sahabat adalah seperti tangan dan mata. Ketika tangan terluka, mata menangis. Ketika mata menangis, tangan menghapus air mata itu. Yaa, hatiku bergetar mengiyakan kalimat itu. Ada yang mengatakan pula, jika keluarga adalah keluarga yang dipilihkan Tuhan, maka sahabat adalah keluarga pilihan kita sendiri. hal itu sangat benar..

Tetapi, tetap kertas ini kosong tanpa coretan. Setiap kali aku ingin membuat puisi tentang sahabat atau kalimat apapun mengenai “sahabat” hatiku terus bergetar, hanya mata yang bisa menjawabnya dengan air mata yang mulai bercucuran. Hati terasa sesak, sesak dari makna bahagia, senang, duka, sedih, marah, tawa, tangis, dan diam.

Beribu kata yang dirangkai, tetap rasanya tidak bisa mewakili betapa pentingnya posisi sahabat dalam hidupku. Aku tidak tahu mengapa, tetapi inilah yang kurasakan…

 ketika ku penat atau lelah, mereka memberikan bahu mereka sambil tersenyum dan berkata “kamu baik-baik saja ?”
meskipun ku lelah sudah mengatakan baik-baik saja ketika ada yang bertanya ada apa .. tapi mereka tak pernah lelah bertanya ada apa ?

aku tidak tahu tawa dan senyum mereka menjadi alasanku bahagia 

jika aku tetap dipaksa untuk menggambarkan makna sahabat, maka aku hanya bisa berucap dua kalimat…

“friendship is miracle”

“friendship like a stars”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar