Gadis Kecil Bersweater Merah ^^ (part I)
Lucu sekali ^^
suara langkah pelannya menuruni anak tangga mengundang perhatianku, ku tengok kekiri, gadis kecil itu menatapku dan tersenyum. Kembali ia pelan menuruni anak tangga di samping kursiku. Ku tatap punggung kecilnya, tubuhnya gempal dibalut sweater merah marun, rok merah hitamnya benar-benar membuatnya sangat cantik dan lucu, sepertinya anak itu keturunan chines, dan kira-kira berusia tiga tahun.
suara langkah pelannya menuruni anak tangga mengundang perhatianku, ku tengok kekiri, gadis kecil itu menatapku dan tersenyum. Kembali ia pelan menuruni anak tangga di samping kursiku. Ku tatap punggung kecilnya, tubuhnya gempal dibalut sweater merah marun, rok merah hitamnya benar-benar membuatnya sangat cantik dan lucu, sepertinya anak itu keturunan chines, dan kira-kira berusia tiga tahun.
Gadis kecil itu
kemudian berbalik dan menaiki anak
tangga. Wajahnya yang penuh semangat semakin imut saja, ia benar-benar berusaha
keras menaiki tangga, tangannya sesekali memegang kursi disampingnnya untuk
membantunya menaiki satu persatu anak tangga, kaki kecilnya melangkah pelan
diiringi hentakan sepatu kecil berwarna putih dan bulatan merah.
Aku terhenyak, gadis kecil itu berhenti di sampingku, ia
menatapku kemudian tertawa lebar memperlihatkan gigi putih susunya. Aku langsung membalasnya dengan senyum lebar,
kamipun saling bertukar senyum lebar. Pipinya yang tembem dan berlesung pipit dengan
rambut mangkoknya menambah kelucuan gadis kecil bersweater merah itu. Beberapa kali ia turun dan naik tangga,
beberapa kali juga ia melambaikan tangannya padaku, tentu dengan senyum
lebarnya. Aku semakin memperhatikan tingkah lakunya saja, sesekali aku
tersenyum dengan ulahnya.
Gadis kecil itu menghampiriku untuk yang kesekian kalinya. Aku
kaget, padahal aku tidak mengenalnya. Ia mengajakku bercanda, mencolek-colek
pundakku, kemudian berbisik di telingaku “waaaawaaaa”. Hhhaaa aku tertawa
gelak, tetapi sepertinya ia tidak suka, kembali ia berbisik “waaaawaaaa, ada
pocong”. Sekarang aku mulai mengerti maksudnya, aku menutup muka berpura-pura
takut dan gadis kecil itu tertawa gembira. Kemudian ia duduk disampingku,
sesekali menggeliat disampingku dan aku terus mencandainya, aku bertanya siapa
namanya, namun sebanyak aku bertanya, sebanyak itu pula ia tak menjawab
pertanyaannku.
Tingkahnya semakin ceria saja, tapi hal itu ternyata membuat
ibunya memanggilnya untuk kembali. Ia menuruti panggilan ibunya, namun tidak
lama kemudian ia kembali lagi. Aku melihatnya sambil tersenyum. Dalam cahaya
lampu yang remang, gadis kecil bersweater merah itu bergandeng tangan dengan
ibunya pelan menuruni anak tangga, mataku mengikuti mereka pergi sampai keluar
dari balik kegelapan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar