Jeritan
Piano
Cahaya senja menembus ventilasi kamarmu
Silaunya menyentuh wajah pucatmu
Namun, matamu masih enggan terbuka
Teriknya juga tak mampu menghangatkan tubuh dinginmu
Izinkan …
Izinkan aku terus berdansa dengan jemarimu
Menarilah diatas tuts-tuts hitam putihku
Curahkan segala penat jiwamu
Melalui nada indahku
Bangunlah wahai pianis ku ..
Aku telah kusam, berdebu, dan bisu tiada nada
Buku yang berisi not indah lagumu
Rapi bersandar dipundak ku
Sekarang... lembaran-lembarannya berhamburan diterpa
angin
Bukalah matamu wahai pelantun musik hati
Kembalilah bernyanyi bersamaku
Kan kusampaikan jeritan hatimu
Kan kuhadirkan tepuk tangan gempita penonton tuk
ragamu
Jangan biarkan kaki-kakiku lapuk oleh waktu
Menunggu dirimu membuka mata dan duduk dihadapanku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar