Kamis, 01 November 2012

PUISI

Jeritan Piano

 


Cahaya senja menembus ventilasi kamarmu

Silaunya menyentuh wajah pucatmu

Namun, matamu masih enggan terbuka

Teriknya juga tak mampu menghangatkan tubuh dinginmu

 

Izinkan …


Izinkan aku terus berdansa dengan jemarimu

Menarilah diatas tuts-tuts hitam putihku

Curahkan segala penat  jiwamu

Melalui nada indahku

Bangunlah wahai pianis ku ..

 

Aku telah kusam, berdebu, dan bisu tiada nada

Buku yang berisi not indah lagumu

Rapi bersandar dipundak ku

Sekarang... lembaran-lembarannya berhamburan diterpa angin

Bukalah matamu wahai pelantun musik hati

 


Kembalilah bernyanyi bersamaku

Kan kusampaikan jeritan hatimu

Kan kuhadirkan tepuk tangan gempita penonton tuk ragamu

Jangan biarkan kaki-kakiku lapuk oleh waktu

Menunggu dirimu membuka mata dan duduk dihadapanku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar